Pantai Taman Kili-Kili Trenggalek: Wisata Edukatif Konservasi Penyu




Taman Kili-Kili di Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, merupakan bukti nyata bahwa perubahan budaya bukan sekadar mimpi.

Di taman ini, banyak hal yang sudah dilalui. Dari semula budaya eksploitasi lingkungan atau berburu penyu itu adalah mata pencaharian, kini warga sadar kalau kelangsungan lingkungan itu jauh lebih penting daripada urusan perut. 

Dalam prosesnya, butuh bertahun-tahun lamanya. Perubahan budaya tak semulus seperti yang dikira, prosesnya tetap menuai pro-kontra, bahkan konflik sosial antar tetangga sering terjadi.

Kini, perjuangan para konservator tidak sia-sia. Taman Kili-Kili resmi menjadi tempat konservasi penyu. Berkat taman ini juga, nama Trenggalek "Go Nasional" sebagai Program Kampung Iklim (ProKlim) Lestari. 

Penghargaan ini diberikan kepada Dusun Bendogolor, Desa Wonocoyo, pada 2024 lalu. Penghargaan ini tergolong kasta tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Apa itu ProKlim?

Latar program ProKlim berawal dari komitmen nasional menghadapi tantangan global tentang perubahan iklim. 

Perubahan iklim mulai dari peningkatan suhu, perubahan pola hujan, hingga bencana alam seperti banjir dan kekeringan. 

ProKlim ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemerintah daerah dalam memotivasi emisi gas rumah kaca (GRK) secara berkelanjutan.

Program ini juga sebagai stimulus aksi warga di tingkat desa, kelurahan, atau lingkungan RW/RT, untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap iklim yang berubah dan turut menurunkan emisi GRK secara kolektif.

ProKlim dirancang untuk menciptakan sinergi antara kebijakan nasional dan pelaksanaan di tingkat lokal, serta memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, pemerintah, sektor swasta, dan lembaga swadaya masyarakat.***